TELUSURI

Selasa, 11 Desember 2012

Jurnal Internasional Tentang Profesi Guru



           Komba dan Nkumbi (2008) mengkaji tentang pembangunan professional guru di Tanzania. Berfokus pada kritik dan menganalisis persepsi dan praktek pengembangan profesi guru oleh kepala sekolah, guru SD, koordinator pendidikan lingkungan, petugas pendidikan kabupaten, pengawas sekolah, dan anggota komite sekolah di enam kabupaten. Pentingnya data natural, organisasi, motivasi, kecakupan, dan dukungan untuk pengembangan profesi guru, dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, wawancara dan lembar pengamatan. Tanggapan kualitatif ditandai dengan kode, dikategorikan dan dianalisis menjadi tema. Data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan frekuensi dan persentase. Mayoritas responden merasa pengembangan profesi guru sebagai hal yang penting karena meningkatkan profesionalisme, akademis dan teknis guru. Temuan menunjukan konsepsi dan praktek pengembangan profesi guru yang menggabungkan kedua peningkatan kualifikasi akademik dan pertumbuhan professional guru. Penelitian menunjukan kontribusi yang signifikan terhadap pemahaman pengembangan profesi guru dalam konteks mengembangkan negara dimana pengetahuan pedagogis harus didahulukan daripada pengetahuan guru tentang materi pelajaran.
            Penelitian yang dilakukan Amzat dan Al-Hadhrami yang bertujuan untuk menyelidiki alasan di balik penurunan minat profesi mengajar di Oman serta untuk menguji apakah faktor yang mungkin memotivasi penurunannya profesi guru di Oman. Selain itu, peneliti mencoba untuk menjejaki kemungkinan apakah pengembangan professional guru memberikan kontribusi terhadap tindakan guru meninggalkan profesinya, dan untuk menentukan faktor utama yang berkontribusi terhadapan penurunan dalam profesi guru di Oman. Penelitian yang dilakukan dengan metode analisis Kuantitatif dengan menggunakan Model Struktural Persamaan dengan sampel 200 orang guru, untuk menentukan hubungan yang signifikan antara gaji, promosi, kelebihan jam kerja, dan beban kerja tidak mengajar dengan pengembangan professional guru yang mengakibatkan penurunan profesi guru di Oman. Dimana hasil penelitian menunjukan bahwa dipromosikan karena pengembangan professional tidak menentukan kenaikan gaji di Oman, tetapi untuk diperomosikan dibutuhkan pengembangan professional. Pekerjaan atau beban kerja mungkintelah menyebabkan penurunan guru terhadap profesi guru. Sehingga aspek gaji, promosi dan pengembangan professional dapat sepenuhnya digunakan untuk mengurangi penurunan persentase guru.
Penelitian yang dilakukan oleh bertujuan pada inisiatif dan tantangan untuk mempromosikan etika dalam pelatihan guru di perguruan tinggi. Untuk mendapatkan data peneliti mengacu pada data kualitatif, yang dihasilkan dari Dar es Salaam, Iringa and Mbeya regions wilayah Tanzania Afrika Timur. Data yang dikumpulkan dari bermacam-macam informan, pengajar calon guru (dosen), guru kelas, guru mata pelajaran, pengawas sekolah, petugas Departemen Layanan Guru, dan petugas pendidikan. Anangisye menyatakan ada dua inisiatif utama: penggunaan peraturan perguruan tinggi dan pengajaran agama yang berkaitan kode etik. Tantangan selanjutnya, tidak adanya kursus atau pelatihan yang berkaitan dengan etika guru, profesional “inkompetensi” pendidik guru, kekurangan guru yang berkualitas, kurangnya sumber daya, masalah moral masyarakat atau tidak bertanggung jawabnya orang tua dan masyarakat. Sehingga disimpulkan bahwa tanpa kebijakan pendidikan yang jelas dalam mendukung mempromosikan pendidikan etika guru, upaya yang dilakukan yang berdampak pasti kegagalan.
Dalam studi yang dilakukan Ross dan Gray bertujuan untuk melihat kontribusi kepala sekolah terhadap prestasi siswa secara tidak langsung melalui komitmen guru dan keyakinan kemampuan kolektif mereka. Dengan metode penelitian kuantitatif yang dianalisis dengan analisis jalur menggunakan SPSS, dengan data dari 205 sekolah dasar. Hasil penelitian menunjukan bahwa sekolah yang tingkat kepemimpinan transformasional yang lebih tinggi maka tingkat kolektif guru akan lebih tinggi, komitmen guru untuk sekolah besar, komunitas sekolah, kemitraan sekolah dan masyarakat, dan prestasi siswa yang lebih tinggi. Meningkatkan praktek kepemimpinan tranformasional di sekolah membuat sumbangan kecil tapi secara praktis penting bagi prestasi siswa secara keseluruhan.
Lopes dan Tormenta dalam penelitian mereka yang bertujuan untuk mengetahui kontribusi pengetahuan masyarakat terhadap peningkatan efek pelatihan pra-kerja guru, dalam hal belajar sepanjang hayat dan efektivitas profesional. Dengan menyajikan berkaitan dengan kurikulum pelatihan pra-kerja dan pembangunan identitas guru. Penelitian menggunakan kualitatif dengan memilih 4 relavansi, pilihan profesi, identitas profesional dasar, tahun-tahun pertama dan sosialisasi profesional, tugas sekolah dan relevansi dari pelatihan. Sebanyak 40 cerita biohrafi dikumpulkan dari guru sekolah dasar yang telah dilatih di perguruan tinggi dan pelatihan guru pra-kerja yang lamanya sama dalam 4 periode yang berbeda selam 40 tahun terakhir. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelatihan pra-kerja memiliki dampak nyata pada identitas, tetapi bahwa sebagian besar dampak yang dinetralisasi dalam konteks kerja. Dalam hal ini, konsep tradisional pekerjaan sekolah tetap yang memaksa guru baru untuk beradaptasi dengan sekolah-sekolah yang nyata. Dalam kaitannya dengan tantangan yang ditimbulkan oleh pengetahuan masyarakat.
Demirta dalam penelitiannya yang berjudul Teachers’ job satisfaction levels yang bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kepuasan pekerjaan guru sekolah dasar. Dengan desain penelitian model survei yang bertujuan untuk menggambarkan peristiwa dan fakta mereka terlebih dulu. Dengan target populasi guru sekolah dasar di pusat kota Elazig pada tahun 2009-2010. Sampel terdiri dari 10 sekolah dasar yang dipilih dengan metode random group sampling. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa tingkat kepuasan pekerjaan guru yang cukup tinggi. Perbedaan usia bermakna dalam rata, diman para kelompok usia 36-40 memiliki rata-rata tertinggi dan kelompok 41 ke atas memilii rata-rata terendah. Selanjutnya dalam hal senioritas profesional dan cabang variable mengajar tidak ada perbedaan. Dengan demikian tingkat kepuasan kerja guru berpengaruh positif agar tujuan pendidikan menjadi kenyataan. Sekolah yang memiliki guru dengan tingkat kepuasan kerja tinggi akan memberikan hasil pendidikan berkualitas dan membawa siswa sukses.





REFERENCES

Amzat. H. I. dan Al-Hadhrami. A. M. 2011. Teachers' Professional Development, Salary and Promotion in Relation to Why They are Declining from Teaching Profession in Oman, European Journal of Educational Studies Val. 3 No. 3, p. 189. Diunduh tanggal 13 November 2012 dari http://www.ozelacademy.com.

Anangisye. A. l. W. 2010. Promoting Teacher Ethics in Colleges of Teacher Education in Tanzania: Practices and Challenges, African Journal of Teacher Education Vol. 1 No. 1, pp. 64-77. Diunduh Tanggal 14 November 2012 dari http://gir.uoguelph.ca/index.php.

Demirta, Zulfu. 2010. Teachers’ Job Satisfaction Levels, Procedia Social and Behavioral Sciences Vol. 9, pp. 1069–1073. Diunduh tanggal 14 November 2012 dari www.sciencedirect.com.

Komba. L.W. dan Nkumbi.E. 2008. Teacher Professional Development in Tanzania: Perceptions and Practices, Journal of International Cooperation in Education Vol. 11 No. 3,  pp. 67-83. Diunduh tanggal 13 November 2012 dari http://home.hiroshima-u.ac.jp/cice/11-3komba.pdf.

Lopes. A. dan Tormenta. R. 2010. Pre-Service Teacher Training, Primary Teachers’ Identities, and School Work, Literacy Information and Computer Education Journal (LICEJ) Vol. 1 No. 1, pp. 7. Diunduh tanggal 14 November 2012 dari http://infonomics-society.org.

Ross. A. J. dan Gray. P. 2006. School Leadership and Student Achievement: The Mediating Effects of Teacher Beliefs, Canadian Journal of Education Vol. 29 No. 3, pp. 798-822. Diunduh tanggal 14 November 2012 dari http://www.jstor.org.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

RABIAL KANADA, DESA PERANGAI, KECAMATAN MERAPI SELATAN, KABUPATEN LAHAT, SUMSEL