Salah
satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dapat ditempuh melalui suatu
program yaitu pendidikan. Namun pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan yang
berkarakter yang dapat mengembangkan kreatifitas dan kemampuan anak untuk
berfikir kritis sehingga apa yang dipelajari dapat tertanam dalam diri siswa.
Kemampuan berpikir yang dimiliki tersebut terutama pada anak, dapat
dieksplorasi dengan baik jika dikembangkan dengan baik pula. Pembelajaran yang
penuh konteks, kebebasan, dan menyenangkan adalah pembelajaran yang
mengembalikan siswa ke fitrahnya sebagai manusia untuk mengembangkan
kemanusiaan dan kesadaran untuk mencintai alam.
Idealnya
pembelajaran tidak hanya dititik beratkan pada aspek kognitif saja tetapi harus
memenuhi tiga aspek, yaitu: aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Pengalaman
pribadi siswa sangat menetukan pribadi atau karakter dari siswa seterusnya,
sebagai mana pepatah mengatakan “pengalaman adalah guru terbaik karena kita
adalah aktornya” sehingga siswa dilibatkan mengevaluasi kejadian dengan begitu
akan dapat mendorong anak agar mampu berfikir kritis, dengan menghadapkan
mereka pada topik-topik kontroversional dan menuangkan ide-ide kreatifnya.
Untuk
mempermudah pendidikan karakter kita harus mengetahui bahwa pada walnya manusia
itu lahir membawa Persinality atau Keperibadian. Secara umum keperibadian
ada 4 macam, yaitu:
1.Koleris pribadi
yang suka kemandirian, tegas, berapi-api, suka tantangan, bosan atas dirinya
sendiri.
2.Sanguinis
pribadi yang suka dengan hal praktis, selalu ceria, suka kejutan, suka kegiatan
social, dan bersenang-senang.
3. Phlegmatis
pribadi yang suka bekerja sama, menghindari konflik, tidak suka perubahan
mendadak, teman bicara yang enak, menyukai hal yang pasti.
4.Melankolis
pribadi yang suka dengan hal detil, menyimpan kemarahan, perfectionis, suka
instruksi yang jelas, kegiatan rutin sangat disukai.
Keperibadian bukanlah karakter, disaat
manusia belajar untuk mengatasi kelemahannya dan memperbaiki kelemahannya dan
memunculkan kebiasaan positif yang baru maka inilah yang di sebut dengan
karakter. Misalnya, seorang koleris murni tetapi sangat santun dalam
menyampaikan pendapat dan instruksi kepada sesamanya, seorang yang sanguinis
mampu membawa dirinya untuk bersikap serius dalam situasi yang membutuhkan
ketenangan dan perhatian fokus. Itulah karakter, pendidikan karakter adalah
pemberian pandangan mengenai berbagai jenas nilai hidup, seperti kejujuran, kecerdasan,
kepedulian dan lain-lainnya. Karakter adalah pilihan dari masing-masing
individu yang idealnyan perlu dikembangkan dan perlu di bina, sejak usia dini.
Karakter tidak berkaitan dengan
keturunan, ekonomi keluarga, dan tidak bisa di barter. Sehingga pendidikan
karakter harus mampu membangun dan mengembangkan nilai-nilai karakter kepada
warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan
tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan. Dalam pendidikan
karakter di sekolah, semua komponen (stakeholders) harus dilibatkan,
termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses
pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan mata
pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan
ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja
seluruh warga dan lingkungan sekolah.
Pendidikan tidak hanya memberikan
pengetahuan dan kemampuan teknis (Hard
Skill), tetapi perlunya Soft Skill
sebuah prilaku yang membangun suatu karakter untuk bisa menggunakan Emotional
Quotient sehingga dapat berperan dalam pengambilan inisiatif, bisa saling
bekerja sama, dan gigih.
Dengan pendidikan karakter dapat mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar