Kopi merupakan salah satu unggulan
penghasilan pada sektor perkebunan di kabupaten Lahat. Tanaman yang
dapat dijumpai hampir di seluruh kecamatan ini perannya sangat besar
dalam menopang kegiatan ekonomi Kabupaten Lahat. Luas areal tanaman
kopi sekitar 114.317 hektar dengan total produksi lebih dari 60.500 ton
per tahun. Luas lahan maupun produksi kopi lahat yang terbesar di
Sumatera Selatan.
Tanaman
kopi umumnya perkebunan rakyat yang menjadi gantungan hidup sekitar
30.806 rumah tangga. Produksi kopi terbesar di Kecamatan Merapi Selatan,
15.684 ton dari areal 3.000 hektar tanaman menghasilkan.
Pemasaran
kopi bagi petani Lahat khususnya kecamatan Merapi Selatan (Perangai)
tidak sulit. Petani tinggal membawa hasil kebun ke pengepul yang sering
disebut tokeh atau pasar sekali seminggu. Biasanya penduduk menjual
kopi setiap sabtu - senin karena pada hari selasa ada kalangan atau
pasar mingguan. Mereka berbelanja kebutuhan harian sandang pangan maupun
perabotan, pakaian.
Di
tingkat petani harga kopi sangat ditentukan oleh pedagang pengumpul.
Harga kopi pernah berjaya saat negeri ini dilanda krisis moneter tahun
1997. Saat itu harga kopi Rp 15.000 per kilogram. Naiknya harga kopi
membawa dampak positif bagi petani. Banyak petani yang kaya mendadak.
Namun, setelah itu, harga kopi terus turun, bahkan pernah Rp 2.900 per
kilogram pertengahan 1999. Tapi pada pertengahan 2008 ini harga kopi
mulai naik lagi, bahkan pernah mencapai angka Rp. 20.000 per kilogram.
Besarnya
produksi kopi di Lahat agaknya belum dibarengi tumbuhnya industri
pengolahan kopi, yang mengolah kopi asalan menjadi kopi bubuk atau
bahan baku industri yang lebih hilir. Saat ini, industri pengolahan
kopi merupakan industri kecil dan menengah.Karena pertumbuhan industri
pengolah kurang berkembang maka kebanyakan pedagang pengumpul membawa
komoditas itu ke luar Lahat, biasanya ke Kota Palembang, Lampung, maupun
Jawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar